Friday, August 26, 2011

Mas.... Ciko

Aku punya seekor anjing, namanya Ciko. dia jenis Japanese Chin. bapak dulu beli di Semarang, kayaknya anjing curian. tapi aku senang karena dia dicuri dan sekarang jadi anggota keluarga kami hehe...
Dia sangat lengket dengan Bapak, kemana Bapak berjalan, dia ikut tepat di belakangnya, seperti perangko, nempel teruuuss... Kalau Bapak tidur di kamar, dia akan tidur di depan pintu. Bapak di kamar mandi, dia coils di keset depan kamar mandi. Bapak nonton TV, dia mlungker di dekat kaki. Kalau Bapak sedang pergi, dia ga mau makan sampai Bapak pulang. Pokoknya dunianya adalah Bapak seorang.

Gaya andalan kalau difoto #1: Melet.
Ada banyak cerita lucu tentang Ciko. Kami selalu panggil dia Mas Ciko. Ga tau kenapa jadi pake Mas...
Well, dulu ada cowok kakakku datang ke rumah. Waktu itu Ciko menungguin dia. Aku mau kasih makan, dan tak tahu Ciko dimana, jadi aku panggillah dia. "Mas... Mas...." sambil bawa makanan Ciko. Eh, bukan cuma Ciko yang muncul, cowoknya kakakku juga menjawab "Ya..?" Aku ketawa ngakak.

Ciko ini penurut banget, dia tahu kata-kata kami. Misalnya, kalau ada yang sedang menyapu dan mengepel lantai, Ciko disuruh ngungsi sebentar. Dengan perintah: "Mas Ciko, naik dulu ke atas, mau disapu dulu." Dia otomatis naik tangga dan diam sampai ada yang memberi komando "Sudah, boleh turun" Baru dia turun dan mencari Bapak.

Gaya andalan kalau mau difoto #2, tiduran.
Makanan yang dia suka selain nasi dan ati ayam adalah sup kacang merah, tahu dan tempe, tape, durian, telur, cokelat (tidak akan kami beri walaupun dia merengek), kerupuk, dan segala sesuatu yang tidak pedas dan bapak suka. Pernah suatu kali, ada krupuk karak di rumah, kami semua suka. Saat aku makan, Ciko merengek minta. Aku kasih lah, tapi setelah dibaui, dia meleng dan ninggalin seonggok karak itu di lantai. Aku marahin lah dia, tapi tetap dia ga mau.
Kemudian suatu kali, Bapak makan karak juga. Ciko seperti biasa minta sedekah dengan matanya yang bulat, hitam dan besar itu. Bapak kasih secuil, tapi aku teriak, "Ga, jangan, dia ga suka, aku sudah pernah kasih." tapi bapak tetap kasih sambil berkata ke Ciko, "Hayo, awas angger ra gelem. ra enthuk dilepeh!" Dan Ciko pun terima secuil karak itu di mulutnya yg bergigi kecil dan manyun, dan ga dilepehin atau pun ditelan. Karak itu hanya mendiami mulutnya, kelihatan sedikit dari luar. Gelu banget deh lihat mukanya yang bingung, kaya ga mau tapi ga bisa buang itu karak. Mukanya bersalah banget karena sudah minta.

Muka bersalah, take #1.

Take #2.

take #3. Karaknya ga ditelan.
Itu hanya sedikit cerita tentang Ciko. Akan ada cerita-cerita selanjutnya ttg Mas Ciko!!